[LENGKAP] Pembahasan Seputar Bulan Rajab Bagian 2 - fauzanichwan
Artikel Terbaru
Loading...

Sabtu, 13 Februari 2021

[LENGKAP] Pembahasan Seputar Bulan Rajab Bagian 2



Adapun hadits-hadits keutamaan khusus shalat dibulan Rajab banyak sekali, namun derajat hadits berkisar antara dhoif dan maudhu’, Seperti:

مَنْ صَلّى بَعدَ الْمَغربِ أَوّلَ لَيْلَةٍ مِن رجبٍ عِشْرِينَ رَكْعَةً جَازَ عَلَى الصِّرَاطِ بِلاَ نَجَاسَةٍ.

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat setelah maghrib pada malam pertama Bulan Rajab sebanyak 20 raka’at, maka dia akan melewati shirath dengan tanpa hisab.” [Hadits Maudhu’]

مَن صامَ يوماً مِن رَجَبٍ وصَلّى فِيهِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَقْرَأُ فِي أوّلِ رَكْعَةٍ مِائَةَ مَرّةٍ آيةَ الْكُرسِي، وَفِي الرّكْعةِ الثّانِيَةِ قُل هُو الله أحَدٌ مِائَةَ مَرّةٍ لَمْ يَمُتْ حَتّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِن الْجَنّةِ أَوْ يُرَى لَهُ.

“Barangsiapa yang berpuasa sehari pada Bulan Rajab, dan shalat empat rakaat yang pada rakaat pertama membaca ayat kursi sebanyak seratus kali, kemudian pada rakaat kedua membaca ‘qul huwallahu ahad’ seratus kali, maka tidaklah dia meninggal sampai dia melihat tempat duduknya di al-jannah atau diperlihatkan kepadanya.” [Hadits Maudhu’]

 2. Perayaan Isra Mi’raj pada Malam 27 Rajab 

Ini juga termasuk yang populer dilakukan sebagian kaum muslimin. Padahal penetapan Isra mi’raj pada Malam tanggal 27 rajab tidaklah benar, seperti ungkapan Ibnu Hajar menukil perkataannya Ibnu Dihyah,

وذكر بعض القصاص أن الإسراء كان في رجب ، قال: وذلك كذب

“Telah disebutkan disebagian kisah, kalau Isra mi’raj-nya rasul pada Bulan Rajab, maka ini kedustaan.”

Ibnu Rajab mengatakan,

"وروي بإسناد لا يصح ، عن القاسم بن محمد ، أن الإسراء بالنبي -صلى الله عليه وسلم- كان في سابع وعشرين من رجب ، وأنكر ذلك إبراهيم الحربي وغيره"

“Telah diriwayatkan dengan sanad yg tidak shohih, dari Qasim ibn Muhammad, kalau Isra mi’raj nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam itu pada malam 27 rajab. Ini sebagaimana telah diingkari oleh Ibrahim Al harbi dan selainnya” [Zaadul Ma’ad : 1/275]

Sehingga dalam sejarah Islam tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Miraj. Hal ini didukung oleh Al-Aini dalam Umdatul Qari-nya dan An-Nawawi dalam Al-Minhaj-nya menyebutkan beberapa tanggal terjadinya Isra Mi’raj, namun semua tidak bisa dipastikan.

Sekalipun kalau misalnya Benar Isra Miraj itu dimalam 27 rajab, maka tidak dibenarkan membuat ritual khusus atau acara perayaan untuk memperingatinya, karna dengan ritual dan perayaan seperti ini sama dengan meyakini malam Isra mi’raj memiliki keutamaan khusus, bahkan sebagian orang telah menjadikannya seolah malam isra mi’raj lebih utama dari malam lailatul qadar. Padahal tidak ada sama sekali penukilan dari rasulullah ﷺ dan generasi terbaiknya melakukan hal itu. Sudah sepatutnya merekalah yang dijadikan panutan sesungguhnya, apa yang mereka telah tetapkan untuk agama ini kita melakukannya, dan apa yang mereka nafikan dari agama ini berarti bukan bagian dari agama ini yang patut ditinggalkan.

 3. Berpuasa dan I’tikaf Karena Meyakini   Fadhilah Tertentu dan Mengkhususkan 
Misal hadits populer fadhilah puasa rajab:

إِنّ شّهرَ رَجبٍ شهرٌ عظيمٌ مَنْ صامَ فِيه يَومًا كَتَبَ اللهُ بِه صَومَ ألْفِ سَنَةٍ.

“Sesungguhnya Bulan Rajab adalah bulan yang agung, barangsiapa yang berpuasa sehari di bulan itu, maka Allah tuliskan untuknya (pahala) puasa seribu tahun.” [Hadits maudhu’/palsu, sebagaimana dinyatakan Syaikhul Islam dan Ibnu Hajar]

مَنْ صَامَ ثلاثةَ أيّامٍ مِن شَهرٍ حَرامٍ كَتَبَ اللهُ عِبادةَ تِسْعِمِائَةِ سَنَةٍ.

“Barangsiapa yang berpuasa tiga hari pada bulan haram, Allah tulis baginya (pahala) ibadah selama 900 tahun.” [Hadits Dha’if]

مَن صامَ ثلاثةَ أيامٍ مِن رجب كَتَبَ اللهُ لَه صِيامَ شَهْرٍ ، وَمن صامَ سَبعةَ أيّامٍ مِن رَجَبٍ أَغْلَقَ الله سَبعةَ أبوابٍ مِن النّارِ ، وَمن صامَ ثَمانِيةَ أيّامٍ مِن رجبٍ فَتَحَ الله لَه ثَمانِيَةَ أبوابٍ مِن الْجَنّةِ، ومن صامَ نِصفَ رَجَبٍ كَتَبَ الله له رِضوانَه، وَمن كُتِب لَه رِضْوانُه لَم يُعَذِّبْه، ومَن صامَ رجب كُلَّه حَاسَبَه الله حِساباً يَسِيراً.

“Barangsiapa yang berpuasa tiga hari Bulan Rajab, Allah akan menuliskan untuknya pahala puasa selama sebulan, barangsiapa yang berpuasa tujuh hari Bulan Rajab, Allah akan tutup tujuh pintu neraka, barangsiapa yang berpuasa delapan hari Bulan Rajab, Allah akan bukakan untuknya delapan pintu al-jannah, barangsiapa yang berpuasa pada pertengahan Bulan Rajab, maka Allah akan menuliskan untuknya keridhaan-Nya, dan barangsiapa yang dituliskan baginya keridhaan-Nya, pasti Allah tidak akan mengadzabnya, dan barangsiapa yang berpuasa Rajab satu bulan penuh, maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah.” [Hadits Maudhu’]

بُعِثْتُ نَبِياً فِي السّابِع وَالْعِشْرِينَ مِن رجبٍ، فَمن صامَ ذلك اليومَ كانَ كَفّارَةُ سِتِّيْنَ شَهْراً.

“Aku diutus sebagai nabi pada 27 Rajab, barangsiapa yang berpuasa pada hari itu, maka itu sebagai kaffarah (penebus dosa) selama 60 bulan.” [Hadits Munkar]

أَنّ اللهَ أَمَرَ نُوحاً بِعَمَلِ السّفِينَةِ فِي رَجَبٍ وَأَمَرَ الْمُؤمِنِيْنَ الّذِينَ مَعَهُ بِصِيامِهِ.

“Sesungguhnya Allah memerintahkan nabi Nuh untuk membuat perahu pada Bulan Rajab dan memerintahkan kaum mukminin yang bersama beliau untuk berpuasa.” [Hadits Maudhu’]

Ibnu Rajab menyatakan,

وأما الصيام: فلم يصح في فضل صوم رجب بخصوصه شيء عن النبي -صلى الله عليه وسلم- ولا عن أصحابه".

“Adapun keutamaan puasa dibulan Rajab secara khusus maka tidak ada sumbernya dari nabi dan para sahabatnya..” [Lathoiful Ma’arif : 228]

Ibnu Taimiyyah menyatakan,

وأما صوم رجب بخصوصه: فأحاديثه كلها ضعيفة ، بل موضوعة ، لا يعتمد أهل العلم على شيء منها ، وليست من الضعيف الذي يروى في الفضائل ، بل عامتها من الموضوعات المكذوبات...

“Adapun puasa rajab secara khusus, maka semua haditsnya dhoif, bahkan kategori palsu, tidak bisa dijadikan referensi sedikitpun. Dan tingkat dhoifnya tidak ringan seperti yg bisa dipakai dalam bab fadhoil, namun Umumnya adalah palsu dan kedustaan.” [Majmu Fatawa : 25/290-292]

Namun perlu diperhatikan, jika seseorang melakukan puasa dibulan Rajab karena atas dasar umumnya ayat yang menyatakan kemuliaan dan pengagungan bulan-bulan haram, maka tidak mengapa memperbanyak puasa dan amal shalih lainnya dibulan Rajab dan tiga bulan haram lainnya. Karena sebagaimana kezaliman akan lebih besar dosanya jika dilakukan pada bulan-bulan haram, begitu juga Amal kebaikan akan mendapat pahala lebih besar dari pada selain dibulan-bulan haram. Asal tidak meyakini fadhilah khusus atas amalan-amalan itu dan tidak mengkhususkan dibulan rajab saja dari tahun ketahun sampai menyerupai bulan ramadhan. Dan yang lebih dianjurkan adalah melakukan puasa-puasa sunnah yang memang telah ada dasarnya dari Nabi shalallahu alaihi wasallam seperti puasa senin -kamis, puasa ayyamul bidh dll.

 4. Mengkhususkan Umroh dan Zakat dibulan Rajab 

Ini juga termasuk yang populer ditengah-tengah realita kaum muslimin, mereka mengkhususkan bulan ini dengan melaksanakan Umroh dan zakat rajab.

Kalau memang kebetulan dari travelnya diberikan jatah umroh bertepatan pada Bulan Rajab maka itu tidak termasuk mengkhususkan, atau nishab dan masa haulnya zakat pas dibulan Rajab juga tidak termasuk mengkhususkan. Yang dimaksud mengkhususkan disini manakala seseorang menyengajakan dirinya umrah atau zakat dibulan Rajab karna meyakini fadhilah tertentu & mengulang-ulangnya setiap tahun seolah-olah nabi mensyariatkannya demikian, maka seperti ini yang tidak boleh dilakukan.

Adapun Hadits-hadits lemah seputar keutamaan dzat Bulan Rajab itu sendiri, akan kami sebutkan dan membatasi yang populer saja, diantaranya :

Pertama,

فَضْلُ شَهْرِ رَجَبٍ عَلَى الشُّهُورِ كَفَضْلِ القُرآنِ عَلى سَائِرِ الكَلامِ، وَفَضْلُ شَهْرِ شَعْبانَ عَلَى الشّهُورِ كَفَضْلِي عَلَى سَائِرِ اْلأَنْبِياءِ، وَفَضْلُ شَهْرِ رَمَضانَ كَفَضلِ اللهِ عَلى سَائِرِ الْعِبَادِ.

“Keutamaan Bulan Rajab atas bulan-bulan yag lain adalah seperti keutamaan Al-Qur’an atas seluruh perkataan, keutamaan bulan Sya’ban atas bulan-bulan yag lain adalah seperti keutamaanku atas seluruh para nabi, dan keutamaan bulan Ramadhan atas bulan-bulan yag lain adalah seperti keutamaan Allah atas seluruh hamba.” [Hadits Maudhu’/Palsu sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Hajar rahimahullah]

Kedua,

إِنّ فِي الْجنَةِ نَهْرًا يُقالُ لَه رَجَبٌ أَشَدُّ بَياضًا مِن اللّبَنِ وَأَحْلَى مِن الْعَسلِ، مَن صَامَ يَومًا مِن رَجَبٍ سَقاهُ اللهُ تَعالَى مِنْ ذَلكَ النّهرِ.

“Sesungguhnya di al-jannah (surga) itu ada sebuah sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu, dan rasanya lebih manis daripada madu, barangsiapa yang berpuasa sehari pada Bulan Rajab, Allah ta’ala akan memberi minum kepadanya dari sungai tersebut.” [Hadits Maudhu’]

Ketiga,

إنَّ فِي الْجنّةِ نَهْراً يُقالُ له رَجَبٌ مَاؤُهُ الرّحِيقُ، مَنْ شَرِبَ مِنه شُربةً لَمْ يَظْمَأْ بَعدَها أبَداً، أَعَدّهُ اللهُ لِصَوَّامِ رَجَبٍ.

“Sesungguhnya di al-jannah itu terdapat sebuah sungai yang dinamakan Rajab, airnya adalah ar-rahiq (sejenis minuman yang paling lezat rasanya), yang barangsiapa minum darinya seteguk saja, dia tidak akan merasakan haus selamanya. Sungai tersebut Allah sediakan untuk orang yang sering berpuasa Rajab.” [Hadits Bathil, serupa dengan Maudhu’]

Keempat,

رَجَبٌ شَهرُ اللهِ وَشَعبانُ شَهرِيْ وَرَمضانُ شَهرُ أُمّتِي.

“Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan ummatku.” [Hadits maudhu’]

Kelima,

أَكْثِرُوا مِن الاسْتِغْفارِ فِي شهرِ رَجَبٍ، فَإِنّ لِلّهِ فِي كُلِّ سَاعةٍ مِنه عُتقاءَ مِن النّارِ، وَإِنّ لِلّهِ مَدَائِنَ لاَ يَدخُلُها إِلاّ مَن صامَ رَجَب.

“Perbanyaklah istighfar pada Bulan Rajab, karena sesungguhnya pada setiap waktu Allah memiliki hamba-hamba-Nya yang akan dibebaskan dari neraka,dan seungguhnya Allah memiliki kota-kota yang tidaklah ada yang bisa memasukinya kecuali orang yang berpuasa Rajab.” [Hadits Bathil]

Beberapa hadits yang disebutkan di atas merupakan sebagiannya saja dari sekian banyak hadits lemah dan palsu terkait Bulan Rajab. Wallahul musta’an.


Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua.
Wallahu'alam.

Oleh: Ustadz Fauzan Ichwan, Lc
Artikel: fauzanichwan.com
Posted: Team Editor

Semoga bermanfaat dan jangan lupa dibagikan artikel ini

Tampilkan Komentar
Tutup Komentar

Pemberitahuan
Halaman resmi Ustadz Fauzan Ichwan, Lc dan selaku penanggung jawab halaman ini
Done